“Surga kecil" yang tersembunyi di balik perbukitan kapur
Anda suka traveling,? Jalan-jalan menjelajah berbagai tempat
wisata? Jika jawabnya ya, pasti anda
tidak akan melewatkan Yogyakarta sebagai salah satu tujuan wisata Anda.
Yogyakarta merupakan salah satu dari sekian banyak daerah di Indonesia yang
kaya akan objek-objek wisata. Selain terkenal dengan wisata budaya, Yogyakarta
juga menawarkan banyak objek wisata alam. Objek-objek wisata seperti Kaliurang,
Candi Prambanan, Malioboro, Pantai Parangtristis dan lainnya sudah
tidak asing lagi.
Khusus untuk wisata pantai di selatan wilayah Yogyakarta,
saat ini banyak pantai-pantai “baru” yang mulai dikembangkan sebagai objek
wisata. Masing-masing pantai menawarkan
keunikan dan kekhasannya masing-masing.
Nah yang akan saya ceritakan berikut ini adalah perjalanan
saya ke salah satu pantai di wilayah Gunungkidul yang belum lama dibuka sebagai
objek wisata, namanya Pantai Pok Tunggal.
Mengingat jarak dari rumah ke Pantai Selatan di Gunungkidul
lumayan jauh, maka kami punya “siasat” dengan berangkat dari rumah sore hari,
kemudian malamnya menginap di rumah Mbah Buyutnya anak-anak di Wonosari.
***
Setelah semaleman tidur dengan berselimut hawa dingin gak
ketulungan, pagi harinya kami pun berangkat menuju satu-satunya tujuan kami
hari itu yaitu Pantai Pok Tunggal.
Perjalanan dimulai dari rumah simbah di bilangan Selang,
Bendungan melewati kota Wonosari kemudian belok kanan lewat depan terminal Wonosari
dan masuk ke Jalan menuju Pantai Baron.
Menyusuri jalan ini masih terasa biasa, karena jalan masih mulus dan
kanan-kiri masih pemukiman penduduk. Ada yang khas ketika lewat jalur ini
yaitu warna cat pagar dan gapura rumah-rumah penduduk yang seragam warna merah
bata agak terang.
Setelah berjalan kurang lebih 5 km akan ketemu pertigaan
besar dengan petunjuk arah lurus menuju pantai Baron, Krakal, Kukup, dan kiri
menuju Pantai Sundak, Siung,
Pulang Sawal (lebih terkenal dengan Pantai Indrayanti), Sadeng. Karena tujuan kami adalah Pantai Pok Tunggal maka kami ambil
jalur yang berbelok ke kiri. Tidak lama setelah berbelok kita akan melalui jalur yang berkelok-kelok dengan hamparan hutan jati di
kanan kiri jalan.
Ketika semakin banyak rumah penduduk maka Anda telah memasuki daerah Tepus.
Setelah melewati Tepus akan makin banyak tanjakan dan kelokan, tetapi tenang saja
karena aspal jalan masih tetap mulus. Beberapa persimpangan akan kita temui, ikuti saja papan petunjuk yang menuju Pantai Pulang Sawal (Indrayanti)
atau kalau ragu-ragu tanya saja pada orang yang ada di situ, jangan tanya pada
kambing atau rumput yang bergoyang.
Setelah ketemu
pertigaan yang arah ke kiri menuju Pantai Sadeng, ambil yang ke arah
kanan menuju pantai Pulang Sawal, Baron, Krakal, Kukup. Kira-kira 2,5 km (kata
orang sana yang waktu itu saya tanya loh..) kita akan ketemu Papan petunjuk
Pantai Pok Tunggal. Benar saja,
setelah beberapa kali naik turun dan belok akhirnya ketemu juga Papan petunjuk
menuju ke Pantai Pok Tunggal. Ingat ya, papan petunjuknya terbuat dari kayu
dengan tulisan cat tangan, bukan papan petunjuk resmi yang biasa berwarna hijau itu.
Turun dari jalan aspal, mulailah "petualangan" yang cukup menegangkan. Kita akan melalui jalanan tanah berbatu kapur khas jalanan di Gungkidul. Jalan ini sepertinya masih merupakan jalan perintis dan belum lama dilebarkan. Terlihat dari sisi pinggir jalan yang berupa tumpukan batu di lereng tebing. Maka kita harus ekstra hati-hati.
Berjalan beberapa puluh meter akan kita jumpai bagian jalan yang dicor blok model dua garis. Jika mengendarai mobil dan berpapasan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan, harus ada yang mengalah "turun" ke bebatuan. Namun jalan bercor blok ini belum tersambung semua, beberapa ruas masih kembali ke bebatuan cukup terjal.
Sedikit ketegangan ketika melintasi jalanan berbatu terjal akhirnya mulai
hilang ketika mata melihat biru air laut dan hamparan pasir di kejauhan
diantara dua tebing di kanan dan kiri.
Setelah parkir, kami langsung menuju pantai. Pemandangan indah itu kini di depan
mata, hamparan pasir putih menghiasai bibir pantai yang tidak begitu panjang.
Di sisi barat dan timur diapit oleh dua bukit kapur yang mulai menghijau. Pandangan mata juga pasti akan tertuju pada warna-warni payung gazebo mini yang
berjajar di sepanjang pantai. Payung-payung ini disewakan untuk pengunjung, biasanya paketnya dengan alas duduk plus minuman kelapa muda dan yang lain.
Sampai di pantai mata saya pun menjelajah mencari pohon yang menjadi "ikon" Pantai Pok Tunggal, dan saya pun menemukannya. Hanya saja, saya agak kecewa karena persis di sisi
pohon itu dijadikan jalan masuk kendaraan menuju pantai sisi timur dan ada rombongan pengunjung yang mendirikan tenda di bawah pohon itu.
Terlepas dari
itu, keindahan pantai ini tetap layak dikagumi, sepanjang pantai terhampar
pasir putih yang masih bersih, belum banyak tercemar sampah seperti pantai-pantai lain. Kami pun menyewa payung gazebo beserta alas duduk serta memesan kelapa muda, sementara anak-anak sudah tidak sabar dan langsung berlarian menyusuri pasir pantai.
Setelah santai sebentar, saya pun mulai mengabadikan
keindahan pantai itu dari beberapa sudut. Sayang sekali waktu itu langit
mendung dan sempat gerimis sebentar. Kurang mendukung untuk mengabadikan keindahan pantai itu.
Saya juga naik di tebing yang berada di tengah, keindahan pantai pun makin bisa saya nikmati. Dari sudut ini pula saya melihat beberapa bangunan yang mulai didirikan di sekitar pantai. Sebuah dilema, di satu sisi untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pengunjung, tetapi di sisi lain semakin banyak bangunan semakin berkurang ke-eksotisan tempat itu.
Saya juga naik di tebing yang berada di tengah, keindahan pantai pun makin bisa saya nikmati. Dari sudut ini pula saya melihat beberapa bangunan yang mulai didirikan di sekitar pantai. Sebuah dilema, di satu sisi untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pengunjung, tetapi di sisi lain semakin banyak bangunan semakin berkurang ke-eksotisan tempat itu.
Puas melihat
pemandangan dan mengambil gambar dari atas tebing, saya pun turun dan bergabung dengan
anak-anak, bermain pasir.
Menjelang tengah
hari, karena langit semakin mendung kami pun pulang meninggalkan pantai Pok
Tunggal dengan menyisakan rasa kagum atas sebuah pantai yang begitu menawan
yang tersembunyi di antara perbukitan kapur di Gunungkidul. (oel)
FOTO-FOTO LAIN :